KUALITAS
KUALITAS
Aspek Utama Kualitas
- Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan
pelanggan.
-
Memenuhi kepuasan pelanggan
-
Membuat produk laku terjual
-
Mampu bersaing
-
Pangsa pasar dan volume jual tinggi
-
Harga lebih tinggi
·
Bebas dari kekurangan.
-
Mengurangi tingkat kesalahan
-
Mengurangi pemborosan/pengerjaan kembali
-
Mengurangi biaya garansi
-
Mengurangi ketidakpuasan pelanggan
-
Mengurangi inspeksi dan pengujian
-
Mengurangi waktu pengiriman ke pasar
-
Meningkatkan hasil dan kapasitas
-
Memperbaiki kinerja penyampaian produk ke
pelanggan
5 Persfektif Kualitas
1. Transcendental
approach
3. User-based
approach
4. Manufacturing-based
approach
5. Value-based
approach
Transcendental Approach
- Kualitas dapat dirasakan atau diketahui,
tapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Biasanya diterapkan dalam
seni musik, drama, seni tari, dan seni rupa.
- Perusahaan dapat mempromosikan produknya
dengan pernyataan seperti “tempat berbelanja yang menyenangkan”
(supermarket), “elegan” (mobil), “kecantikan wajah” (kosmetik), dll. Pendekatan
ini sulit dijadikan dasar perencanaan, produksi dan pelayanan.
Product-based Approach
- Kualitas dianggap sebagai karakteristik atau
atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur.
- Perbedaan kualitas mencerminkan perbedaan
dalam jumlah beberapa unsur atau atribut produk.
- Karena sangat objektif, maka tidak dapat
menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan dan preferensi individu.
User-based Approach
- Didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas
tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan
preferensi seseorang merupakan produk yang plg berkualitas.
- Prsfektif yang subjektif dan demand-oriented
ini juga menyatakan pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan
keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama
dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.
Manufacturing-based Approach
- Persfektif ini bersifat supply-based dan
terutama memperhatikan praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta
mendefinisikan kualitas sama dengan persyaratannya.
- Terfokus pada penyesuaian spesifikasi yang
dikembangkan secara internal, yang sering didorong oleh tujuan peningkatan
produktivitas dan penekanan biaya.
- Jadi, penentu kualitas adalah standar yang
ditetapkan perusahaan, bukan konsumen.
Value-based Approach
- Pendekatan ini memandang kualitas dari segi
nilai dan harga.
- Dengan pertimbangan kinerja dan harga,
kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”.
- Kualitas bersifat relatif, sehingga produk
dengan kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai.
- Berarti, produk yang paling bernilai adalah
produk yang paling tepat dibeli (best buy)
Perbedaan Sudut Pandang Kualitas.
·
Perbedaan sudut pandang terhadap kualitas dapat
menyebabkan konflik antar departemen, karena tiap departemen (pemasaran, produksi,
dll) dapat memiliki sudut pandang yang berbeda.
5 Dimensi Kualitas(produk jasa)
- Bukti langsung (tangibles), meliputi
fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
- Kehandalan (reliability), yakni kemampuan
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
- Daya tanggap (responsiveness), yaitu
keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan
dengan tanggap.
- Jaminan (assurance), mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari
bahaya, risiko, atau keragu-raguan.
- Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
8 Dimensi Kualitas(produk manufaktur)
- Kinerja (performance). Karakteristik operasi
pokok dari produk inti.
- Ciri atau keistimewaan tambahan (feature).
Karakteristik sekunder atau pelengkap.
- Kehandalan (reliability). Kemungkinan kecil
akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
- Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance
to specifications).
- Daya tahan (durability)
- Serviceability
- Estetika
- Kualitas yang dipersepsikan (perceived
quality). Citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan
terhadap (citra dan reputasi) produk tersebut.
4 Pendekatan Kualitas
- Inspeksi
- Pengendalian kualitas statistikal
- Jaminan kualitas
- Manajemen kualitas strategis
Pendekatan Inspeksi
- Mulai diterapkan awal abad ke-19
- Pengendalian kualitas untuk mengukur kinerja
mencakup beberapa model yang seragam
- Inspeksi terhadap output dilakukan langsung
dan dapat pula dengan bantuan alat tertentu, yang dirancang untuk mengukur
output fisik.
- Sejak awal abad ke-20, kegiatan inspeksi
dikaitkan secara lebih formal dengan pengendalian kualitas, dan kualitas
itu sendiri dipandang sebagai fungsi manajemen yang berbeda
Pengendalian Kualitas Statistikal
- Pengendalian kualitas dengan pendekatan
ilmiah diperkenalkan tahun 1931 oleh W.A. Shewhart.
- Variabilitas merupakan suatu kenyataan dalam
industri dan dapat dipahami dengan menggunakan prinsip probabilitas dan
statistik.
Pendekatan Jaminan Kualitas
- Dalam era ini terdapat pengembangan 4 konsep
baru : biaya kualitas, pengendalian kualitas terpadu, reliability
engineering, dan zero defects.
- Biaya untuk mencapai kualitas terdiri dari
biaya yang tidak dapat dihindari (berkaitan dengan inspeksi dan
pengendalian kualitas utk mencegah kerusakan), dan biaya yang dapat
dihindari (biaya bahan baku produk gagal, jam kerja utk pengerjaan ulang,
pemrosesan keluhan, kerugian akibat pelanggan yang kecewa)
Pendekatan Jaminan Kualitas
- TQC (Armand Feigerbaum, 1956). Pengendalian
harus dimulai dari perancangan produk dan berakhir hanya jika produk telah
sampai ke tangan pelanggan yang puas.
- Prinsip TQC adalah “quality is everybody’s
job”.
- Pengelompokan TQC: pengendalian rancangan
baru, pengendalian bahan baku yang baru datang, dan pengendalian
produk/shop floor.
Pendekatan Jaminan Kualitas
- Reliability engineering muncul tahun 1950-an
- Didorong oleh kebutuhan angkatan bersenjata
Amerika untuk memiliki peralatan dan senjata udara yang dapat diandalkan,
bekerja dengan baik, serta menghindari kebutuhan untuk penggantian suku
cadang yang mahal.
- Pendekatan Jaminan Kualitas
- Zero defects muncul tahun 1961 oleh Martin
Company.
- Didorong oleh kebutuhan pelanggan militer
akan produk yang tidak hanya bekerja baik saat pertama kali, tetapi juga
diserahkan tepat waktu
- Tujuan utamanya adalah mengharapkan
kesempurnaan pada saat pertama dan fokusnya pada identifikasi masalah pada
sumbernya untuk mengkoreksi sebab umu kesalahan karyawan seperti kurangnya
pengetahuan, fasilitas yang tepat dan kurangnya perhatian, kesadaran serta
motivasi karyawan.
Manajemen Kualitas Strategis
- Pengalaman perusahaan-perusahaan Jepang
- Pengalaman perusahaan-perusahaan Amerika dan
Eropa.
- Manajemen Kualitas Strategis
- Pengalaman perusahaan Jepang (sejak 1952),
Amerika dan Eropa (sejak 1980-an) menyatakan bahwa pengelolaan kualitas di
tingkat strategis membantu perusahaan untuk memperbaiki kualitas secara
lebih baik.
- Selain 4 era tersebut, Lovelock menambahkan
era ke-5 yaitu Obsesi Kualitas Menyeluruh
- Obsesi Kualitas Menyeluruh
- Total Quality Obsession dimulai pada tahun
1987.
- Ditandai dengan pemberian Malcolm Baldrige
National Quality Award oleh Kongres Amerika kepada perusahaan-perusahaan
di bidang manufaktur, jasa dan usaha kecil.
- Tujuan award ini adalah untuk meningkatkan
kesadaran kualitas, mengetahui kesadaran kualitas perusahaan-perusahaan
Amerika, dan mempublikasikan keberhasilan strategi kualitas.
- Obsesi Kualitas Menyeluruh
- Hal yang mendasari era ke-5 ini adalah
konsep kualitas absolut dan zero defect, yang disebut kualitas menyeluruh
(total quality).
- Jalan satu-satunya untuk mencapai
keabsolutan tersebut adalah total quality control yang didorong
oleh total quality management (TQM).
- Sumber Kualitas
- Program, kebijakan, dan sikap yang
melibatkan komitmen dari manajemen puncak.
- Sistem informasi yang menekankan ketepatan,
baik pada waktu maupun detail.
- Desain produk yang menekankan keandalan dan
perjanjian ekstensif produk sebelum dilepas ke pasar.
- Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang
menekankan peralatan yang terpelihara baik, pekerja yang terlatih, dan
penemuan penyimpangan secara cepat.
- Manajemen vendor yang menekankan kualitas
sebagai sasaran utama.
- Biaya Kualitas
- Adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan
terjadi karena kualitas yang buruk.
- Jadi, biaya kualitas adalah biaya yang
berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan dan
pencegahan kerusakan.
- 4 Golongan Biaya Kualitas
- Biaya pencegahan (prevention cost)
- Biaya deteksi/penilaian (detection/
appraisal cost)
- Biaya kegagalan internal (internal failure
cost)
- Biaya kegagalan eksternal (external failure
cost)
- Biaya Pencegahan
- Merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah
kerusakan produk yang dihasilkan.
- Meliputi biaya yang berhubungan dengan perancangan,
pelaksanaan, dan pemeliharaan sistem kualitas.
- Jenis Biaya Pencegahan
- Teknik dan perancangan kualitas. Yaitu biaya
untuk patokan rencana kualitas produk, rencana kehandalan, rencana
pemeriksaan, sistem data, dan rencana khusus jaminan kualitas.
- Tinjauan produk baru. Biaya penyiapan usulan
tawaran, penilaian kualitas rancangan baru, program pencobaan dan
pengujian tampilan produk baru serta biaya pra-produksi lainnya.
- Rancangan proses atau produk. Biaya
perancangan produk atau pemilihan prosprod.
- Pengendalian proses. Biaya untuk teknik
pengendalian proses.
- Pelatihan. Biaya pengembangan, penyiapan,
pelaksanaan, penyelenggaraan, dan pemeliharaan program latihan formal
masalah kualitas.
- Audit kualitas. Biaya evaluasi tindakan yang
telah dilakukan terhadap rencana kualitas keseluruhan.
- Biaya Deteksi/Penilaian
- Adalah biaya yang terjadi untuk menentukan
apakah produk sesuai dengan syarat-syarat kualitas.
- Tujuannya adalah untuk menghindari
terjadinya kesalahan dan kerusakan sepanjang proses perusahaan, misalnya
mencegak pengiriman barang cacat ke pelanggan.
- Yang termasuk Biaya Deteksi
- Pemeriksaan dan pengujian bahan baku yang
dibeli.
- Pemeriksaan dan pengujian produk agar sesuai
dengan standar perusahaan, termasuk meneliti pengepakan dan pengiriman.
- Pemeriksaan kualitas produk, baik dalam
proses maupun produk jadi.
- Evaluasi persediaan, yaitu menguji produk di
gudang untuk mendeteksi terjadinya penurunan kualitas.
- Biaya Kegagalan Internal
- Adalah biaya yang terjadi karena ada
ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum produk dikirim
ke pihak luar.
- Pengukuran biaya kegagalan internal
dilakukan dengan menghitung kerusakan produk sebeluk meninggalkan pabrik.
- Jenis Biaya Kegagalan Internal
- Sisa bahan (scrap). Yaitu kerugian karena
adanya sisa bahan baku akibat upaya pemenuhan tingkat kualitas yang
dikehendaki.
- Pengerjaan ulang untuk memenuhi standar
kualitas.
- Biaya pemenuhan bahan baku (material) akibat
aktivitas menangani penolakan (rejects) dan pengaduan (complaints) atas
bahan baku yang telah dibeli.
- Factory contact engineering. Yaitu biaya
yang berhubungan dengan waktu yang digunakan para ahli produk/produksi
yang terlibat dalam masalah-masalah produksi yang menyangkut kualitas.
Misalnya untuk menilai perubahan spec produk.
- Biaya Kegagalan Eksternal
- Adalah biaya yang terjadi karena produk
gagal memenuhi persyaratan dan terdeteksi setelah produk dikirim ke pihak
luar.
- Merupakan biaya yang paling membahayakan,
karena dapat menyebabkan reputasi buruk, kehilangan pelanggan, dan
penurunan pangsa pasar.
- Jenis Biaya Kegagalan Eksternal
- Biaya penanganan keluhan selama masa
garansi.
- Biaya penanganan keluhan di luar masa
garansi.
- Pelayanan (servis) produk. Seluruh biaya
dalam usaha memperbaiki ketidaksempurnaan, cacat atau pengujian khusus
yang bukan disebabkan keluhan pelanggan.
- Product liability. Biaya sehubungan dengan
jaminan atas kegagalan memenuhi standar kualitas (q’ty failure)
- Biaya penarikan kembali produk/ komponen
produk tertentu.
Comments
Post a Comment